DEFINISI KARANGAN
Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan
teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada
prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea
(Lamuddin Finoza, 2009:234). Senada dengan pendapat di atas, E. Kosasih
(2003:26), menjelaskan bahwa Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan
diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam
bentuk tulisan yang teratur.
JENIS-JENIS KARANGAN DAN CIRI-CIRINYA
1. Karangan
Narasi
Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian
peristiwa yang biasanya disusun menurut urutan waktu. Yang
termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi,
otobiografi.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Narasi
a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang
menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci
2. Karangan Deskripsi
Karangan Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau
melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan,
mengalaminya sendiri.
Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi
Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi
a. Melukiskan atau menggambarkan
suatu objek tertentu
b. Bertujuan untuk menciptakan kesan
atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat,
merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang
dideskripsikan
c. Sifat penulisannya objektif karena
selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa tempat, manusia, dan
hal yang dipersonifikasikan
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau
metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis
3. Karangan Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan,
memberi keterangan, menjelaskan,memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai
suatu hal.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Eksposisi:
Ciri-ciri / karakteristik karangan Eksposisi:
a. Menjelaskan
informasi agar pembaca mengetahuinya
b. Menyatakan sesuatu
yang benar-benar terjadi (data faktual)
c. Tidak terdapat
unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d. Menunjukkan analisis
atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e. Menunjukkan
sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu
4. Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk
membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan
bukti dan contoh konkrit.
Ciri-ciri / karakteristik karangan persuasi:
a. Terdapat
himbauan atau ajakan
b. Berusaha mempengaruhi
pembaca
5. Karangan Argumentasi
Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan
meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan
alasan, bukti, dan contoh nyata.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Argumentasi:
a. Berusaha
meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga
kebenaran itu diakui oleh pembaca
b. Pembuktian dilengkapi
dengan data, fakta, grafik, tabel, dan gambar
c. Dalam
argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca
d. Dalam membuktikan
sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan
subjektivitas
e. Dalam
membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam
pola pembuktian
PERBEDAAN KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH
Perbedaan-perbedaan
yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.Pertama, karya ilmiah
harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual
objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.
Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau
empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya,
dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan
langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian
masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan
ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah.
Karya
nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak
didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan
umumnya bersifat subyektif.
KRITERIA METODE ILMIAH
Metode ilmiah ialah suatu usaha untuk mencari jawaban
mengenai fakta-fakta dengan menggunakan kesangsian yang sistematis. Supaya
suatu metode yang dipakai dalam hal penelitian disebut sebagai
metode ilmiah, maka metode tersebut harus memiliki kriteria sebagai
berikut ini:
1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan ataupun
penjelasan-penjelasan yang ingin diperoleh dalam hal penelitian,
baik yang akan dikumpulkan lalu kemudian dianalisa
haruslah berdasarkan fakta-fakta serta data yang
nyata. Janganlah penemuan dan pembuktian itu didasar-kan pada daya khayal
dan kira-kira ataupun legenda-legenda maupun
kegiatan yang sejenis itu.
2. Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus memiliki sifat bebas dari
prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan yang subjektif. Mennggunakan
suatu fakta harus dengan alasan dan bukti yang lengkap serta dengan pembuktian
yang objektif.
3. Menggunakan Prinsip
Analisa
Dalam memahami serta memberikan arti terhadap fenomena
yang sangat kompleks, haruslah menggunakan prinsip analisa.
Seluruh masalah harus dicari sebab-musababnya serta cara
pemecahannya dengan memakai analisa yang masuk akal , Fakta yang
mendukung jangan dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibikin
deskripsinya saja. Akan Tetapi seluruh kejadian harus dicari sebab-akibat
dengan menggunakan analisa yang tajam.
4. Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti itu harus dituntun dalam
proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk memecahkan
suatu persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang
hendak dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran
secara tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan
pikiran sang peneliti.
5. Menggunakan Ukuran
Obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran
yang memang objektif. Ukuran tidak boleh didapat hanya berdasarkan
merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibikin
secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang sadar.
6. Menggunakan Teknik
Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran yang besifat
kuantitatif yang biasa harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut
yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik,
ohm, kilogram, dan sebagainya harus senantiasa digunakan Jauhi
ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang
rokok, dan sebagainya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan memakai ukuran
nominal, ranking dan rating.
SIKAP ILMIAH
Penulis karangan ilmiah sepatutnya memiliki sikap-sikap
ilmiah agar karyanya dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada masyarakat maupun
kepada diri sendiri. Untuk itu penulis karangan ilmiah seharusnya memahami dan
merealisasikan sikap-sikap ilmiahnya sehingga dia dan karyanya menjadi semakin
berkualitas.
Orang yang berjiwa ilmiah adalah orang yang memiliki tujuh
macam sikap ilmiah. Ketujuh macam sikap ilmiah tersebut adalah sikap ingin
tahu, kritis, terbuka, objektif, rela menghargai karya orang lain, berani
mempertahankan kebenaran dan menjangkau ke depan.
1. Sikap
ingin tahu diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal.
Mengapa demikian? Apa saja unsur-unsurnya? Bagaimana kalau diganti dengan
komponen yang lain? Dan seterusnya.
2. Sikap
kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik
dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah
maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis.
3. Sikap
terbuka dinyatakan dengan selalu bersedia mendengarkan keterangan dan
argumentasi orang lain.
4. Sikap
objektif diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi
perasaan pribadi.
5. Sikap
rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan
terima kasih atas karangan orang lain, dan menganggapnya sebagai karya yang
orisinal milik pengarangnya.
6. Sikap
berani mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan membela fakta atas hasil
penelitiannya.
7. Sikap
menjangkau ke depan dibuktikan dengan sikap futuristic, yaitu berpandangan
jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya dan bahkan mampu menyusun
suatu teori baru.
LANGKAH-LANGKAH PENULISAN ILMIAH
A. Tahap
Persiapan
1. Memilih
Topik dan Tema
Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh
isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik
pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan
membuat tulisan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah
bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau
penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau
pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih
terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik
adalah :
a. Isu-isu yang masih hangat.
b. Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.
c. Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang
dikaitkan dengan permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.
d. Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot.
2. Mengumpulkan
Bahan
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis
mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak
maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan
dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa
dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta menilai
kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk
memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis dari karya tulis
tersebut.
3. Survei
Lapangan
Langkah ini adalah melakukan pengamatan atas obyek yang
diteliti. Menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya
ilmiah. Langkah ini merupakan titik acuan Anda dalam proses penulisan atau
penelitian.
4. Membangun
Bibliografi
Bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk
suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun
secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan
demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka
atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.
Unsur-Unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya :
a. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap
b. Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
c. Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit,
cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang
bersangkutan, nama majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.
Penyusunan Bibliografi :
a. Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
b. Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel
yang dimasukkan dalam urutan abjad.
c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu
bahan refrensi, untuk refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak
diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi
adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua
spasi.
e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan
seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat
ketikan.
5. Menyusun
Hipotesis
Langkah ini adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi
penyebab dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang
ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian.
6. Menyusun
Rancangan Penelitian
Merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan.
Menyusun rancangan penelitian sebagai langkah ketiga dari langkah-langkah
menulis karya ilmiah. Ini merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang
dilakukan.
7. Melaksanakan
Percobaan Berdasarkan Metode yang Direncanakan
Langkah ini merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian
dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan. Anda lakukan
percobaan yang signifikan dengan obyek penelitian
8. Melaksanakan
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Setelah melakukan percobaan atas obyek penelitian dengan
metode yang direncanakan, maka selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap
obyek percobaan yang dilakukan tersebut.
9. Menganalisis
dan Menginterpretasikan Data
Langkah ini menganalisa dan menginterpretasikan hasil
pengamatan yang sudah dilakukan. Anda coba untuk menginterpretasikan segala
kondisi yang terjadi pada saat pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk
meneliti dan memperkirakan apa yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan
data.
10. Merumuskan
Kesimpulan dan Teori
Langkah ini merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala
hal yang terjadi selama percobaan, pengamatan, penganalisaan dan
penginterpretasian data. Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari
semua yang didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan
penginterpretasian terhadap obyek penelitian.
B. Tahap
Penulisan
Format Umum Penulisan Karya Ilmiah :
· Bagian
Permulaan
1. Halaman
Sampul
· Judul
· Jenis
laporan (KTI, skripsi, tesis, disertasi)
· Nama,
NIM Mahasiswa
· Lambang
Institusi
· Nama
Lengkap Universitas
2. Halaman
logo
3. Halaman
Judul (sama dengan halaman sampul)
Penulisan judul jika lebih dari 1 baris maka ditulis seperti
piramida terbalik
2. Halaman
Persetujuan
· Persetujuan
Pembimbing
· Pengesahan
untuk para penguji
5. Kata
Pengantar
6. Ucapan
Terimakasih
7. Abstrak
8. Daftar
Isi
9. Daftar
tabel, gambar dan lampiran
· Bagian
Isi
1. Pendahuluan
· Latar
belakang pengambilan topik
· Perumusan
masalah
· Tujuan
*Umum
*Khusus
*Umum
*Khusus
· Manfaat
Penelitian
2. Kerangka
Teori/Tinjauan Pustaka
3. Kerangka
Konsep
· Diagram
kerangka konsep
· Hipotesa
· Defenisi
operasional
4. Metodologi
Penelitian
· Rancangan/desain
penelitian
· Populasi
· Pengambilan
sampel
· Cara
pengolahan data
5. Hasil
Penelitian
· Penguraian
hasil penelitian
6. Pembahasan
· Mebahas
hasil penelelitian berdasarkan tinjauan kepustakaan yang telah dibuat
7. Kesimpulan
8. Saran
C. Tahap
Evaluasi
Tahap evaluasi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan
yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam
karya tulis. Hal yang harus menjadi perhatian diantaranya yaitu isi artikel,
sistematika penyajian dan bahasa yang digunakan.
Sumber :
http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-karangan-dan-jenis-karangan.html